Sejak Covid-19 mewabah di Indonesia, telah terjadi perubahan besar pada pola pendidikan, pengasuhan, bahkan interaksi anak-anak dan remaja. Sistem pendidikan daring disebut-sebut menjadi salah satu tawaran alternatif solusi bagi anak-anak dan remaja agar tetap mengenyam program pembelajaran sekolah selama masa pandemi. Namun, secara tidak disadari, sistem pendidikan daring dan pembatasan sosial berpotensi menjadikan anak-anak menjadi kurang berinteraksi dengan teman sebaya.
Masa kanak-kanak dan remaja merupakan fase penting pertumbuhan. Pada masa ini pola pikir dan pola perilaku seseorang mulai dibentuk berdasarkan interaksi dengan lingkungannya. Sekolah dan bermain dengan teman sebaya merupakan stimulus penting bagi perkembangan mental emosional anak, selain juga mempengaruhi perkembangan fisiknya. Pandemi Covid-19 menyebabkan interaksi ini berkurang drastis, sehingga sangat mungkin akan menimbulkan dampak yang signifikan di masa depan.
Pandemi Covid-19 merupakan tantangan terbesar saat ini terhadap proses tumbuh kembang anak, terutama terkait proses pendidikan. Meskipun interaksi secara online masih bisa dilakukan, namun hal ini masih dinilai kurang optimal. Pendidikan online bahkan memaksa orang tua bisa berperan sebagai guru di rumah. Sementara para orang tua belum terlatih untuk ‘peran baru’ tersebut sehingga menjadikan proses pendidikan kurang optimal.
Selain itu, dampak ekonomi juga menjadi salah satu aspek yang mendapatkan imbas lain dari pandemi Covid-19. Akibat pandemi Covid-19, banyak karyawan yang terpaksa dirumahkan atau beralih pekerjaan, sehingga mengalami masalah ekonomi. Hal ini secara tidak langsung bisa mempengaruhi asupan nutrisi pada anak. Padahal asupan nutrisi berperan penting bagi proses tumbuh kembang yang optimal selama masa pertumbuhan.
Indonesia telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM), hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19 selama lebih dari 1 tahun. Dampak pembatasan ini secara sosial ekonomi sudah banyak dibahas, namun masih sedikit ahli yang membahas secara mendalam mengenai kemungkinan dampaknya terhadap tumbuh kembang anak dan generasi muda di masa depan Indonesia.
Pembahasan mengenai dampak Covid-19 terhadap tumbuh kembang anak dan dampaknya di masa depan menjadi penting untuk dibahas oleh kalangan akademisi. Refleksi dan evaluasi terhadap pelaksanaan PSBB dan PSBM terhadap tumbuh kembang anak diharapkan akan ide dan inovasi untuk mengantisipasi akibatnya di masa depan. Melihat kompleksitas masalah ini, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM bermaksud menggelar acara: “2021 Post Graduate Symposium – Child Development in Pandemic Age: How to prevent a potential generation lost”, pada tanggal 24 Juli dan 31 Juli 2021 secara daring, untuk mengantisipasi keterputusan tumbuh kembang anak di masa pandemi Covid-19.