www.ekbizz.com – Selain pameran utama Biennale Jogja XIV – Seri Biennale Equator # 4, 2017 yang akan dibuka pada 2 November 2017, Parallel Event menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hajatan seni rupa internasional ini. Secara khusus, Parallel Event menjadi bentuk dukungandari berbagai ruang seni di Yogyakarta untuk pelaksanaan event dua tahunan ini.
“Di Serial Biennale Equator sebelumnya, Parallel Event mengundang proposal dan mendorong kolaborasi antara seni dan disiplin ilmu lainnya. Kali ini, kami membuka diri untuk sebanyak mungkin ruang seni di kota ini untuk terlibat,” kata Rismilliana Wijayanti , koordinator Parallel Event.
Tanpa membatasi partisipasi pada galeri, ruang seni yang dilibatkan termasuk diantaranya ruang pamer, studio seni, dan juga komunitas seni. Tercatat ada 30 entitas yang berpartisipasi di Biennale kali ini. Salah satunya adalah, Ace House Collective.
Ace House Collective merupakan komunitas yang terbentuk dari Program Parallel Event Biennale Jogja X, Serial Biennale Equator #1, yang lalu. Mereka memiliki perhatian khusus pada karya seni jalanan: graffiti, hip hop dan breakdance. Sejak 14 Oktober, di Mangkuyudan 41 mereka berkumpul dan dan memajang sejarah graffiti di Jogja dari awal tahun 2000-an, pameran bertajuk After All These Years digelar dan setiap minggunya ada sessi jamming. Pameran ini menyajikan hasil riset dan pencatatan mereka atas kiprah seni grafiti jalanan selama hampir dua dekade.
“Selain pameran sejarah graffiti di Jogja, komunitas ini juga membuat acara yang melibatkan publik, kok. Ada acara menggambar bersama tiap minggu yang mereka selenggarakan dengan mengajak street crew, DJ dan b-boys/girls. Jadwal acaranya sudah tersusun. Bisa dilihat di ruang pamernya,” jelas Ris.
Biennale Jogja XIV ini, secara khusus membuka peluang dan menerima dukungan dan partisipasi dari banyak pelaku seni dan pendukungnya dalam perhelatan akbar ini. Paling tidak ada 300 seniman yang berpartisipasi dalam 30 ruang seni.
“Silakan melihat jadwal yang tercantum di baliho, poster, ataupun sosial media yang sudah kami sebar. Masih banyak ruang lain yang dapat dijelajahi untuk memuaskan dahaga mayarakat akan seni rupa Yogya,” kata Ries, menutup perbincangan.