Menyengatnya matahari bulan Juli nampaknya tidak menyurutkan semangat masyarakat Yogyakarta yang mulai menyemut sejak jam 14:00 WIB di kiri kanan jalan Malioboro siang ini.
Mereka dengan sabar menanti mulai digelarnya Pawai Pembukaan FKY 30 Mesemeleh yang kali ini dikemas dalam bentuk karnaval topeng. Terhitung ada 29 kontingan dari berbagai latar belakang seni, budaya, dan daerah memeriahkan pawai yang mengambil rute Taman Parkir Abubakar Ali – Jl. Malioboro – Nol Kilometer tersebut.
Sebelum kontingen peserta pawai dilepas, jam 14:45 WIB di panggung kehormatan yang terletak di depan Gedung Kepatihan diperdengarkan musik tradisional gamelan Jawa yang dibawakan oleh Pengrawit Melody Jawi.
Tampak hadir tamu kehormatan dalam acara ini Ketua DPRD DIY – Yoeke Indra Agung, Wakil Ketua DPRD DIY – Arif Noor Hartanto, Sekda DIY – Gatot Saptadi, Perwakilan Gubernur AAU Yogyakarta, Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah DIY – Kristiana Swasti, Asisten Keistimewaan Sekretariat Daerah DIY – Didik Purwadi, Kepala Bidang Protokol, Biro Umum, Humas dan Protokol – Tejo Purnomo; serta Sekretaris DPRD DIY – Benny Suharsono.
Di panggung kehormatan, acara dilanjutkan dengan pertunjukkan tari Sekar Pudyastuti dari Ayudyah Art Dance dengan iringan Pengrawit Melody Jawi. Tarian tersebut adalah satu tari klasik Yogyakarta yang merupakan bentuk pujian dan rasa syukur terhadap Tuhan YME atas apa yang telah diberikan.
Ketua Panita FKY 30 Roby Setiawan saat memberikan laporan pelaksanaannya menjelaskan festival kali ini melibatkan pelaku seni dalam dan luar negeri yang melahirkan ratusan seni kreatif.
“Di tahun 2018 ini adalah tahun yang baik bagi kami untuk belajar tentang perubahan dan menyempurnakan apa yang sudah ada. Dengan mesemeleh, semoga banyak hal baik terjadi.” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Roby Setiawan yang juga merangkap sebagai Direktur Seni dan Kreatif FKY 30 berpesan agar bersama-sama menjaga FKY ini, serta menghaturkan terima kasih yang tak terhingga pada seluruh masyarakat yang membantu terselenggaranya kegiatan tahunan ini.
Sekretaris Daerah DIY, Ir Gatot Saptadi dalam sambutannya mengharapkan penyelenggarakan FKY ini menambah keragaman kreatifitas dan unjuk kerja para seniman, budayawan, serta seluruh masyarakat secara optimal dan maksimal.
Diharapkan pula masyarakat lebih berapresiasi terhadap seni budaya lokal sendiri, karena makin banyak apresiasi, makan berkembang pula seni budaya itu.
“Semakin banyak ragam seni budaya yang ditampilkan maka diharapkan akah menambah serta memperkuat posisi DIY sebagai pusat seni dan budaya Indonesia, dengan budaya lokal yang diberi ruh baru serta spirit kemajuan.” jelasnya.
Usai memberikan sambutan, Sekretaris Daerah DIY bersama Ketua FKY 30, Ketua DPRD DIY H Yoeke Indra Agung L, SE., Wakil Ketua DPRD DIY – Arif Noor Hartantodan Komandan Korem 072 Pamungkas Yogyakarta Brigjend M. Zamroni bersama-sama memukul kentongan sebagai simbol dibukanya FKY 30.
Kelompok musik Senyawa langsung meneruskan kemeriahan tersebut dengan tampil di panggung tinggi tepat berada di belakang panggung yang sebelumnya ditempati para pengrawit.
Kemunculan kelompok yang beranggotakan Rully Sabhara (vocal) dan Wukir Suryadi yang saat itu membawa alat musik bambu wukir didahului dengan kepulan asap lalu diikuti dengan permainan lampu yang berkedip-kedip tidak beraturan memperkuat suasana dramatis yang dihantarkan musik mereka. Suasana jalan Malioboro mendadak berubah dengan adanya penampilan mereka saat itu.
Semilir angin sore Malioboro jam 16:21 WIB menemani berakhirnya penampilan kelompok musik kontemporer Yogyakarta yang sudah terkenal hingga luar negeri ini, setelah memainkan tiga komposisi yaitu Pada Siang Hari, Gaib medley Pasca.
Sejurus kemudian rombongan pawai karnaval topeng lewat di depan Panggung Kehormatan. Kontingen pawai ini tidak hanya berasal dari Yogyakarta dan sekitarnya, terlihat ada yang berasal dari Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Komunitas NTT Waikabubak, dan dari Komunitas Papua.
Terselip pula di antara para peserta pawai, kontingen Maskot FKY yang menampilkan Topeng Panji. Topeng Panji ini menggambarkan kelahiran bayi dari golongan bangsawan yang memiliki wibawa dan ketenangan seorang pemimpin. Dalam falsafah Jawa, Panji mempunyai gambaran filosofi budi luhur serta penyerahan diri kepada Tuhan. Hal tersebutlah yang membuat manusia hidup dengan ketenangan batin sehingga berguna bagi masyarakatnya.
Selain Topeng Panji, ada pula Maskot FKY Topeng Kontemporer yang ingin menyampaikan pesan bahwa sebuah kebudayaan yang maju adalah kebudayaan yang berkembang dan dapat menerima perubahan kemajuan. Namun agar modernitas tidak menjadi merusak, seharunya memang harus selalu menjaga yang sudah menjadi masa lalu sambil saling berjalin silang dengan apa yang terjadi saat ini.
Turut memeriahkan pawai ini kontingen marchingbandProjotamansari, Omah Oblong Jogja T-shirt, Dharma Rini, Sanggar Anak Saraswati, Sanggar Tari Anak Tembi, Omah Joget Sedayu, Artha Dance, Hastatama, D’Wirobrojo, Blegor Merapi, Srikandi Art Dance, Cipto Wiloho, Pelangi Entertainment, LKP Natya Laksita Didik Nini Thowok, Sanggar RnB, BisajadiCreative, Sanggar Seni Bayu Badjra, NdawegProduction, Laskar Seni FIP UNY, PapermoonPuppet Theater, AswoPradonggoBadran, Rogo Cahyo Putro Maeso, dan JTOKU di bagian akhir dari pawai ini yang menandakan usainya pawai FKY 30, sekitar jam 17:20 WIB.
Malam harinya, mulai 19:00 WIB bertempat di Planet Pyramid Jalan Parangtritis, digelar Panggung Pasar Seni yang kali ini dimeriahkan oleh Paguyuban Seni Tari Beksa Wiraga Satria, Obah Mamah, Orkes Pensil Alis, Sido Rukun Gunungkidul (SRGK). Selain itu digelar pula Panggung Jalanan, yang dimeriahkan Risky Bandar, Manusia Patung, dan Doa Ibu.
FKY 30 akan berlangsung mulai hari ini hingga 18 hari ke depan, tepatnya pada 9 Agustus 2018 yang akan dimeriahkan berbagai macam program dan kegiatan seni dan budaya di beberapa titik lokasi Daerah Istimewa Yogyakarta.