Ritual dalam konteks seni kriya adalah proses dalam penciptaan karya kriya. Sebagai landasan olah pikir menuju proses kreatif seniman atau kriyawan dalam mewujudkan estetika karyanya. Melalui Matra Kriya 2024 ini diharapkan muncul karya yang bukan hanya mengedepankan aspek visual saja, melainkan bagaimana proses keahlian tangan, sejarah dan spiritual mampu mengiringi gagasan estetik dalam konsep kekaryaan. Demikian Rosanto Bima menyampaikan alasan mengapa Ritual diangkat sebagai tema Matra Kriya Festival 2024.
Festival Seni Kriya 2 tahunan yang dikenal sebagai Matra Kriya Festival (MKF) akan pada tahun 2024 ini digelar untuk kali ketiganya, telah dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, SS., MA. Digelar di Taman Budaya Yogyakarta dari 20-25 Juli 2024 dan dibuka untuk umum setiap hari dari pukul 10.00-21.00 WIB.
Matra Kriya Festival 2024 yang bertemakan Ritual pada Minggu, 21 Juli 2024 dimeriahkan oleh penampilan 110 anak dan remaja di panggung MKF 2024. Anak-anak dan remaja yang tergabung di Sanggar Seni RnB, Bahuwarna Art Movement dan Geol Denok itu memecah suasana dengan membawakan 18 tarian kreasi baru. Ditampilkannya sanggar seni, komunitas seni atau paguyuban seni dalam Matra Kriya Festival 2024 kali ini tidak lain tidak bukan adalah penghargaan dan penghormatan atas ritual seni yang dilalui oleh sanggar atau komunitas maupun personal-personal penarinya dalam menghadirkan pertunjukan seninya, demikian disampaikan Manager Program MKF 2024, Ria Silviani.
Selain seni pertunjukan di panggung MKF 2024, workshop “Ceramic Claychain” dari Citrus Studio juga berlangsung di selasar depan Gedung Taman Budaya Yogyakarta. Keramik sebagai salah satu karya kriya tidak luput dari proses yang sedemikian panjang dan detailnya untuk menjadi sebuah bentuk clachain yang indah dan bernilai ekonomi tinggi.
Matra Kriya Festival sendiri akan berlangsung sampai 25 Juli 2024, dengan berbagai program yang diikuti oleh masyarakat luas.