Film Kembalilah dengan Tenang (2018) yang disutradarai oleh Reza Fahriyansyah masuk dalam seleksi Clermont-Ferrand International Short Film Festival ke-41. Clermont-Ferrand International Short Film Festival merupakan salah satu festival film pendek internasional terbesar di dunia. Festival ini digagas oleh Clermont-Ferrand University Film Society pada tahun 1979 dan terus berjalan setiap tahunnya hingga sekarang. Clermont-Ferrand International Short Film Festival ke-41 akan diselenggarakan pada tanggal 1-9 Februari 2019 di Clermont-Ferrand, Prancis.
Film pendek berdurasi 25 menit ini masuk dalam program kompetisi internasional dan merupakan satu-satunya film Indonesia yang lolos seleksi kompetisi dalam festival film tersebut. Tercatat 9.238 film dari seluruh dunia telah mendaftar dan hanya 76 film yang lolos proses seleksi dalam program kompetisi internasional. “Awalnya saya kaget ketika mendapat kabar bahwa “Kembalilah dengan Tenang” lolos kompetisi festival Clermont-Ferrand. Rasa kaget bercampur bahagia saya tak cukup hanya di situ, karena ini juga adalah film pendek pertama yang saya produseri lolos ke festival tersebut, juga sebagai satu-satunya yang lolos perwakilan dari Indonesia umumnya, dan dari Yogyakarta.”, ujar Wimba Hinu Satama, produser film Kembalilah dengan Tenang (2018).
Keberhasilan ini juga memunculkan reaksi serupa dari Reza Fahriyansyah, sang sutradara. “Awalnya saya dan teman-teman Crazyone!!! Films memang sudah memiliki target distribusi ke festival film di luar untuk film ini, namun kami tidak menyangka akan masuk di Clermont-Ferrand. Sangat senang karena lolos di festival yang saya dan teman-teman impikan.”, tuturnya. Kembalilah dengan Tenang (2018) bercerita tentang duka Santoso dan Wati, sebuah keluarga kecil yang kehilangan anaknya
secara mendadak. “Rasa kehilangan ditinggal orang terdekat adalah hal yang sangat saya ingin filmkan semenjak bapak saya meninggal beberapa tahun lalu.”, ujar Reza.
Beberapa karya film Reza sebelumnya juga berfokus pada cerita mengenai keluarga dan isu sosial. “Bagi saya, konsep keluarga adalah hal yang kompleks. Sama kompleksnya dengan permasalahan sosial yang ada dan itu mempengaruhi sebuah keluarga. Proses mengurus pemakaman dalam film ini saya ambil dari pengalaman saya dengan peristiwa yang sama dan itu menjadi titik di mana selain rasa kehilangan yang saya dapatkan, juga tentang bagaimana keluarga dan sosial merespon proses
pemakaman tersebut.”, tambahnya.
Proses produksi film Kembalilah dengan Tenang (2018) bertempat sepenuhnya di Yogyakarta dengan melibatkan sineas film lokal. Beberapa aktor yang terlibat dalam film ini antara lain Ernanto
Kusuma, Siti Fauziah, Very Handayani, Banyu Bening, dan Misbakhu Rohim. Selain itu, Crazyone!!! Films, rumah produksi yang menggarap film ini, menggandeng beberapa sineas seperti, Fahrul Ayunki Hikmawan sebagai director of photography, Amin Rosidi sebagai penata artistik, Yennu Ariendra sebagai penata musik, dan Arib Amrussahal sebagai sound designer. Crazyone!!! Films sendiri merupakan rumah produksi yang digagas oleh Reza Fahriyansyah, Wimba Hinu Satama, Said Nurhidayat, Helmi Nur Rasyid, dan Indra Sukmana. Kelimanya terlibat dalam seluruh proses kreatif film Kembalilah dengan Tenang (2018).
Film ini memakan waktu pengambilan gambar selama tiga hari setelah sebelumnya melalui proses pra-produksi selama tiga bulan. Reza bercerita mengenai proses kreatifnya menulis dan
mengembangkan ceritanya. “Ide cerita mengenai premis film ini sebenarnya sudah ada sejak dua tahun lalu. Proses penulisan naskahnya sekitar setahun lebih.”, tuturnya. Kembalilah dengan Tenang (2018) digarap oleh Crazyone!!! Films dengan dukungan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta melalui program pendanaan filmnya.
Kembalilah dengan Tenang (2018) akan ditayangkan di beberapa lokasi pemutaran Clermont- Ferrand International Short Film Festival pada tanggal 2-9 Februari 2019. Penayangan ini akan
menjadi penayangan internasional perdana setelah sebelumnya ditayangkan pada perhelatan Jogja- NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-13 di Yogyakarta pada program Light of Asia.