Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kemdikbud, Restu Gunawan resmi membuka acara Festival Kebudayaan Desa pada Senin, (13/7/2020) pagi. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian panjang Kongres Kebudayaan Desa 2020 yang sudah berlangsung sejak tanggal 1 Juni 2020 hingga 15 Agustus 2020 mendatang.
Dalam sambutannya, Restu mengatakan bahwa kegiatan ini seperti halnya upaya membangun ekosistem kemajuan kebudayaan yang berbasis desa. Dan hal inilah yang diperlukan untuk memperkuat kebudayaan nasional.
Lantaran pada dasarnya kebudayaan nasional itu merupakan gambaran dari budaya-budaya desa yang tumbuh mengakar kuat mengikuti perjalanan masyarakat.
Ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk memperluas jejaring dan ikut terlibat dalam memperkuat basis-basis kebudayaan. Utamanya untuk memperkokoh pondasi dalam bermasyarakat dan bernegara.
“Menurut saya, ini kegiatan yang sangat membanggakan,” ucapnya.
Hal yang sama disampaikan Beny Suharsono, Paniradya Pati Keistimewaan DIY.
Dirinya menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan ini. Harapannya kegiatan tersebut bisa menjadi perajut pelangi nusantara yang sangat beragam dengan kekayaan adat dan budaya. Melalui kegiatan diskusi, sebagai media untuk saling belajar dan saling mengenalkan keragaman budayanya masing-masing.
Ini sesuai dengan Pemda DIY yang menempatkan budaya sebagai pondasi dalam pembangunan dan pilar dalam tata kehidupan sosial di Yogya.
Menurutnya, dengan memperkuat pondasi kebudayaan desa, maka hal ini juga secara langsung ikut memperkuat kekayaan budaya nasional.
“Desa adalah refleksi Indonesia, jika desa survive dengan budayanya, maka Indonesia juga akan berdiri kokoh,” tegasnya.
Sementara itu, Lurah Panggungharjo, Bantul, Wahyudi Anggoro Hadi berharap agar kegiatan ini bisa benar-benar memberikan kontribusi positif terhadap rumusan tatanan Indonesia baru melalui perspektif kebudayaan.
Sebagai informasi, Festival Kebudayaan Desa-Desa nusantara ini akan digelar tanggal 13 Juli hingga 16 Juli 2020.
Acara ini diharapkan bisa menjadi wahana dalam menggali gagasan, pemikiran dan praktik kebudayaan yang hidup dalam ruang keseharian warga desa-masyarakat adat di Indonesia. Upaya ini dinilai penting untuk meletakkan kembali pondasi kebudayaan dalam tatanan Indonesia baru.
Ada delapan seri talkshow yang bakal dihadirkan. Meliputi sejumlah desa adat di nusantara. Meliputi Desa Adat Boti NTT, Desa Adat Papua, Desa Adat Sigi Sulawesi Tengah, Desa Adat Baduy Banten, Desa Adat Aceh, Desa Adat Minang, Desa Adat Melayu, Desa Adat Batak, Desa Adat Tidore, Desa Adat Dayak, Desa Adat Bajo, Desa Adat Sasak. (*)