WWW.EKBIZZ.COM – Menurut data dari Korlantas Polri, tahun 2017 masih tercatat sebanyak 98.414 kasus kecelakaan lalu lintas atau turun sekitar 7% dibandingkan tahun 2016 yang sebanyak 105.374 kasus. Dampak kecelakaan tersebut merenggut sekitar 24.213 jiwa pada 2017. Angka ini turun sekitar 6% dibandingkan setahun sebelumnya yang sebanyak 25.859 jiwa. Walaupun mengalami penururan setiap tahunnya, namun masih relatif tinggi dan diperlukan partisipasi dan kolobarasi semua pihak untuk mewujudkan zero accident di Indonesia.
Melihat kondisi tersebut dan berbekal visi dan misi Adira Insurance melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dimilikinya yaitu kampanye I Wanna Get Home Safely! (IWGHS), lahirlah sebuah ajang penganugerahaan bertajuk ‘Indonesia Road Safety Award’ (IRSA) yang terus berupaya mengajak seluruh lapisan masyarakat, baik Pemerintah, pihak lembaga swadaya masyarakat, swasta, media, dan berbagai pihak lainnya untuk menerapkan sistem tata kelola keselamatan jalan yang baik di kota dan kabupatennya masing-masing.
Setelah sukses diselenggarakan di tahun-tahun sebelumnya, penganugerahaan Indonesia Road Safety Awards (IRSA) kembali digelar untuk keenam kalinya. Tahun ini, acara penganugerahan IRSA 2018 digelar pada Kamis, 13 Desember 2018 bertempat di Hotel JW Marriot, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, SE.,M.UP., Ph.D. selaku Menteri Perencanan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS, Ir. Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan, Irjen Pol Refdi Andri selaku Kepala Korps Lalu Lintas Republik Indonesia serta para bupati dan walikota finalis IRSA 2018.
Sejak awal penyelenggaraan IRSA merupakan bentuk kolaborasi dan sinergitas dengan 5 Pilar keselamatan jalan di Indonesia yang disesuaikan dengan Rancangan Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan, diantaranya Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, Korps Lalu Lintas RI dan Kementerian Kesehatan.
Julian Noor, Chief Executive Adira Insurance, mengungkapkan “IRSA didukung penuh oleh Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/BAPPENAS sebagai kordinator 5 pilar keselamatan jalan. Ini kedua kalinya hasil riset IRSA dijadikan laporan yang disampaikan oleh Kementerian PPN/BAPPENAS di kancah internasional dalam hal penerapan tata kelola keselamatan jalan. Kami selaku pihak swasta sangat mengucapkan terima kasih khususnya kepada Kementerian PPN/BAPPENAS sudah mempercayakan kami. Tentu saja ucapan terima kasih untuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, Korps Lalu Lintas RI dan Kementerian Kesehatan serta para penggiat raod safety lainnya. Harapannya kolaborasi yang terjalin ini dapat mendorong pelaksanaan penerapan program keselamatan jalan yang baik dan menurunkan tingkat kecelakaan di Indonesia.”
Di tahun 2018, tercatat sebanyak 137 kota dan kabupaten yang ikut serta dalam IRSA 2018. Dari 137 peserta, terpilih 23 kota dan kabupaten finalis IRSA 2018. 23 finalis terpilih, berdasarkan data-data keselamatan jalan seperti jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah kecelakaan, jumlah fatalitas kecelakaan, dan data pendukung lainnya melalui tahap shortlisting. Telah dilakukan tahap observasi lapangan dan survei kepuasan pengguna jalan terhadap 23 finalis IRSA 2018, yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengukur kualitas penerapan tata kelola keselamatan jalan di 23 kota dan kabupaten tersebut.
Setelah survei dan observasi dilakukan, selanjutnya adalah penjurian dan sharing session. Yang membedakan dengan tahun sebelumnya, penjurian dan sharing session diadakan di Kota Surabaya pada Oktober lalu. Adapun juri IRSA 2018 terdiri dari perwakilan kementerian lima pilar keselamatan jalan dan para pakar keselamatan jalan lainnya. Saat penjurian finalis melakukan pemaparan mengenai berbagai permasalahan, program kerja, inovasi dan evaluai kebijakan dalam penerapan program keselamatan jalan. Penilaian IRSA mengacu pada lima pilar keselamatan jalan yang seperti yang tertuang pad Rancangan Umum Nasional Keselamatan Jalan (RUNK) yakni manajemen keselamatan jalan, jalan yang berkeselamatan, kendaraan yang berkeselamatan, perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan dan penanganan pra dan pasca kecelakaan.
Pengembangan pada penyelenggaraan IRSA terus kami lakukan khususnya pada metodologi riset IRSA. Tahun ini kami menambahkan salah satu atribut penilaian IRSA, yakni penerapan konsep smart city pada sistem keselamatan jalan (Smart City for Road Safety). Di era digital ini penting bagi kota dan kabupaten dalam menangani masalah lalu lintas termasuk kecelakaan dengan mengacu pada konsep smart city yaitu pelayanan serba prima yang cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif, dan mudah diakses. Tidak hanya dijadikan sebagai salah satu atribut penilaian IRSA, Smart City for Road Safety dijadikan tema penganugerahan IRSA 2018.
Julian Noor, menjelaskan, “Dengan mengangkat tema smart city for road safety, kami melihat bahwa konsep ini wajib diterapkan di kota dan kabupaten untuk memudahkan masyarakat mendapatkan layanan dalam bidang keselamatan jalan yang cepat dan akurat. Salah satu kota di Indonesia yang telah menerapkan smart city dalam bidang keselamatan jalan adalah Kota Surabaya, yang pada IRSA 2018 meraih penghargaan The Most Inspiring City in Road Safety.”
“Kami berharap pesan dan semangat IRSA terus menular hingga seluruh wilayah di Indonesia. Sehingga pemenang IRSA dapat menjadi inspirasi dan role model bagi pemerintah kota dan kabupaten di seluruh Indonesia untuk dapat mengembangkan program-program keselamatan jalan dan tata kelola keselamatan jalan dengan lebih baik lagi,” tutup Julian Noor.