Beranda Events Pendidikan Berkesadaran Generasi Bangsa

Pendidikan Berkesadaran Generasi Bangsa

794
0
BERBAGI
Komplek TPQ Al-Furqon Kembangputihan, Guwosari, Pajangan, Bantul

Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim terbesar di Dunia sangat mengedepankan adanya pendidikan sejak dini yang berbasis budaya. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, dimana semua unsur dalam ekosistem memiliki andil dalam menyelenggarakan dan mensukseskan proses pendidikan yang berjalan. Disebut ekosistem, karena kompleksitasnya dalam proses pendidikan ini saling berpengaruh terhadap hasil. Ekosistem yang dimaksud di sini adalah: Peserta didik (siswa atau mahasiswa), orang tua, guru, sekolah, hingga pemerintah dan masyarakat.

Semua bahu membahu dalam mendukung berjalannya pendidikan yang kondusif untuk menciptakan generasi yang siap meraih masa depan. Dimana pada kesempatan ini Forum Golek Garwo Ta’aruf Indonesia (FORTAIS) Sewon Bantul bekerjasama dengan TPQ AL-Furqon Kembangputihan, Guwosari, Pajangan, Bantul didukung Latifa Jewerlly, D&D PET STORE, Angkringan Pak Ong, dan Java Videotron pada hari ini Selasa 10 September 2019 bertepatan dengan 10 Muharram 1441 H (ASYURO) mengadakan acara UMBUL DONGO ASYURO MERAJUT INDONESIA dengan tema Pendidikan Berkesadaran Generasi Bangsa bertempat di Komplek TPQ Al-Furqon Kembangputihan, Guwosari, Pajangan, Bantul, DIY.

Peringatan tersebut, dilaksanakan dalam rangka “nguri-nguri” tradisi Islam Jawa yang sudah turun temurun dilaksanakan yang saat ini mulai luntur dan ditinggalkan generasi muda. Sesuai dengan tema ada 23 yatim dan 80 santri yang mendapatkan bingkisan alat tulis. Khusus anak yatim mendapatkan : liontin, sepasang ayam jawa dan jam tangan, dengan harapan dapat lebih bermanfaat ke depannya. Sebelumnya telah dilakukan parenting untuk anak yatim dan orang tuanya agar mempunyai kesiapan untuk menyongsong masa depan.

Ekosistem yang supportif akan membentuk peserta didik yang berhasil secara karakter dan akademis. Namun sebaliknya, ekosistem yang pesismis mematikan potensi-potensi peserta didik. Oleh karena itu diperlukan kesadaran dalam melaksanakan pendidikan. Tidak hanya tentang mengejar nilai akademis semata, namun juga menyentuh mereka yang terdekat dari anak, yaitu orang tua, sehingga fokusnya tidak hanya pada anak, namun bagaimana orang tua memahami dan tau pola pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Tidak hanya itu, kesadaran mereka tentang hidup arif berdampingan dengan sekitar serta sadar dengan segala konsekuensi dari setiap kebiasaan juga merupakan cerminan dari karakter yang kuat. Diharapkan dari pendidikan yang berkesadaran ini, terbentuklah generasi dengan karakter yang kuat, mampu berempati, serta siap menyambut masa depan.

Acara diawali dengan ritual do’a bersama pembacaan Al-Fatihah, Asm’aul Husna, dan Sholawat Nabi dan do’a Asyuro lalu dilanjutkan pemotongan Tumpeng dan Jenang Suro yang diberikan kepada anak yatim oleh RM. Ryan Budi Nuryanto, SE selaku Ketua Golek Garwo Fortais bersama pengasuh TPQ Al-Furqon Gus Zusron Sya’roni, S.I.P. Kami gelar ritual doa bersama dengan anak Yatim dan Santri untuk Indonesia lebih maju sejahtera dan biasanya doa mereka lebih manjur kata RM. Ryan Budi Nuryanto, SE selaku ketua Panitia.

Selain itu juga disisipkan doa untuk warga Papua dan dilanjutkan pemberian santunan ke anak yatim dan santri juga santunan ke orang tua oleh para Donatur. Dan acara ditutup dengan menuliskan cita-cita dan permohonan Kedamaian Keutuhan NKRI yang dikaitkan pada balon warna-warni yang dilepas ke udara. Sebagai symbol do’anya sampai ke langit dan insyaalloh dikabulkan Alloh SWT dalam rangka Merajut Indonesia dengan momentum Peringatan Asyuro ini.

Nampak keceriaan ratusan anak yang hadir didampingi orang tua bermain odong-odong sambil menikmati angkringan khas Jogjakarta. Hadir pada kesempatan ini Pak Dukuh dan pak RT se- Kembangputihan, para Ustad / Ustadzah dan Donatur. Nampak Dibran Putra (3 th) dan Ali Murtadlo (11 th) yatim desa Guwosari bersama ibunya bersama Adib (10 th) santri TPQ dan ratusan santri lainnya asik bermain odong – odong dan permainan memancing ikan sebagai wujud kemeriahan Lebarannya Anak Yatim sekaligus wahana edukasi