Home Events CfDS CEOTALK di Auditorium Mandiri Lantai 4 Fisipol UGM

CfDS CEOTALK di Auditorium Mandiri Lantai 4 Fisipol UGM

1091
0
SHARE

Menghadapi era Revolusi Industri 4.0 masyarakat harus dapat memahami dinamika yang muncul dan mempersiapkan diri untuk perubahan yang akan terjadi kedepannya. Salah satu contoh perubahan drastis yang terjadi sekarang adalah ketergantungan kita terhadap teknologi internet. Internet menjadi sarana untuk berkomunikasi dan memenuhi beragam kebutuhan sehari-hari, diantaranya Cloud Computing sebagai media penyimpanan data. Namun perlu diingat bahwa akhir-akhir ini marak terjadi serangan siber serta adanya penyalahgunaan data.

CfDS menyelenggarakan CEOTalk bersama Presdir Microsoft Haris Izmee pada hari Selasa 6 November 2018 bertempat di Auditorium Mandiri Lt 4 Fisipol UGM yang mengangkat tema “Cybersecurity in Indonesia: Are We Ready for It ?”. Acara ini dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan mengenai keamanan siber dan bagaimana cara mempersiapkan diri di era komputasi awan.

Mengutip Satya Nadella, Global CEO Microsoft, “Setiap perusahaan adalah perusahaan Software,” Hariz Izmee menyatakan masa depan akan dipegang oleh mereka yang mampu untuk menjawab tantangan digital dimana setiap hal dalam aspek kehidupan akan berubah menjadi terdigitalisasi atau terdisrupsi oleh Revolusi Industri 4.0. Kemajuan digital yang saat ini dialami masyarakat adalah hasil dari Revolusi Industri 4.0 yang membawa digitized production atau digitalisasi produk. Untuk menanggapi kondisi ini pemerintah mencanangkan Making Indonesia 4.0 yang bertujuan menghasilkan kualitas output yang lebih tinggi di sektor industri dengan integrasi antara konektivitas dan teknologi informasi komunikasi. Dalam 10 Prioritas Nasional Making Indonesia 4.0 terdapat beberapa layer diantaranya wearable tech, advanced robotics, 3D printing, Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT).

Dampak Transformasi Digital di Segala Lini

Menyadari pentingnya digitalisasi dalam aspek kehidupan, pemerintah dan korporasi sepakat bahwa transformasi digital merupakan prioritas utama. Sembilan puluh persen dari mereka mengakui bahwa berpikir dan bertindak seperti bisnis digital merupakan kunci penting bagi pertumbuhan di masa depan, sedangkan 27 % pemimpin bisnis memiliki strategi transformasi digital yang direncanakan dengan matang. Digitalisasi akan berpengaruh pada aspek bisnis dan ekonomi secara luas, baik itu ke negara, pemerintah, organisasi bisnis dan masyarakat. Data menunjukkan pada 2017 produk/layanan digital menyumbang 4% dari PDB Indonesia dan pada 2021 diperkirakan akan meningkat menjadi 40%. Tentunya hal ini merupakan potensi besar yang jangan sampai terlewatkan.

Tingginya angka digitalisasi ternyata juga membawa dampak negatif. Sebanyak 49% organisasi di Indonesia pernah mengalami serangan serangan siber yang merugikan Indonesia sebesar US$ 43,2 miliar atau 3,7% dari total PDB Indonesiamenurut data Frost & Sullivan. Bagi Indonesia, taktik dan strategi keamanan siber yang efektif sangat diperlukan sebab Indonesia menjadi negara nomor 3 yang paling rentan terhadap malware. Baik individu maupun organisasi dapat memulai kesadaran akan keamanan siber.Keamanan siber harus menjadi bagian dari perencanaan transformasi digital Indonesia

Mewujudkan kesadaran akan keamanan siber dapat dimulai dari diri sendiri. Hal yang paling sederhana adalah dengan memahami pemanfaatan Internet of Things di sekitar untuk menjamin keamanan dari data dan privasi di dunia maya.Contohnya adalah dengan secara rutin mengganti kata sandi akun email dan media sosial serta memanfaatkan software yang resmi.