Pameran Perupa Muda (PAPERU) yang merupakan salah satu program FKY 30, resmi dibuka di Planet Piramid Jalan Parangtritis Bantul, Rabu (25 Juni 2018). Pada pembukaan tersebut, Paperu dihadiri sekitar 700an pengunjung / penonton, sedangkan pengunjung FKY sejak tanggal 23 Juli – 26 Juli sudah mencapai 19.000 orang, dan terus bertambah.
Pembukaan PAPERU sendiri ditandai dengan bersama-sama memukul sebuah mobil yang menjadi bagian pameran ini dengan palu, antara lain oleh Koordinator PAPERU – Arsita Pinandita, Kurator PAPERU – Arham Rahman, dan Direktur Seni – Hendra Blangkon.
PAPERU FKY 30 kali ini memiliki beberapa poin yang perlu diperhatikan. Pertama, PAPERU ingin memunculkan dan/atau mengakomodasi karya-karya yang acap kali dipinggirkan. Karya yang dimaksud tergolong ke dalam karya maupun praktik artistik yang tidak masuk ke dalam kategori high art.
Kedua, praktik kesenian yang didorong mempunyai watak atau karakter “festival”. Ketiga, dalam ritus tersebut, PAPERU nantinya akan mendorong kerja-kerja kolaboratif, baik antar seniman maupun antar komunitas.
Keempat, PAPERU akan menunjukkan keluwesan medium artistic yang banyak berkembang belakangan ini. Aktivasi ruang adalah prinsip yang ingin dibangun melalui Pameran Perupa Muda. Berformat site specific object oleh 3 komunitas seni, bursa seni 33 seniman dan pameran oleh 30 seniman kabupaten kota DIY.
Untuk mewujudkan kerja-kerja kolaboratif yang diharapkan, maka PAPERU kali ini menggandeng Ruang Mess 56, Indonesia Sketcher, dan seni mangrafiti yang tergabung dalam Yogyakarta All Star yang pada malam pembukaan kemarin melakukan live graffity di lokasi PAPERU. Pameran PAPERU ini digelar di Planet Pyramid mulai 25 Juli hingga 9 Agustus2018.
Selain pameran, kegiatan-kegiatan lain yang menjadi bagian dari PAPERU FKY 30 ini adalah Lomba dan Workshop. Untuk lomba, kali ini diperuntukkan untuk anak-anak, yaitu lomba membuat komik strip. Pada lomba kali ini, penekanan penilaian akan ada pada kemampuan bercerita khas anak-anak, dan tentu saja dengan visualisasi yang baik.
Sementara itu, untuk workshop akan memiliki dua jenis workshop berbeda setiap harinya, sesi workshop pertama akan berlangsung mulai pukul 15:00 hingga 18:00 WIB, sementara sesi kedua akan berada pada pukul 18:00 hingga 21:00. Materi workshop yang dipilih, kurang lebih masih memiliki kecenderungan yang sama; bahan yang digunakan merupakan bahan-bahan yang mudah di dapatkan di rumahdan hasil karyanya mudah dibawa.
Kegiatan lain yang jadi rangkaian PAPERU FKY 30 ini adalah Diskusi Seni, yang tahun ini ingin merangkum gejala dan narasi mengenai seniman muda yang terbangun dari Pameran Perupa Muda (PAPERU) sejak 2014-2017.
Dengan melakukan retrospeksi atas Pameran Perupa Muda sejak periode tersebut, diskusi seni bermaksud untuk member pernyataan tentang bagaimana PAPERU memperlakukan istilah seniman muda yang melekat mulai dari FKY 26 sampai FKY 29. Adapun kolaborator dalam kegiatan ini adalah Arsita Pinandita, Huhum Hambily, Arham Rahman, dan 10 seniman muda PAPERU periode tahun 2014-2017.
Sama seperti tahun-tahun sebelumya, Lokakarya juga hadir menjadi bagian PAPERU FKY 30 ini dengan tema “Bebrayan” yang bias diartikan rumah atau berkeluarga. Tema ini menafsir tema besar FKY “Mesemeleh” dengan turunan makna “CahCakCek” yang menjadi tema PAPERU secara umum.
Bebrayan menfasir ulang perluasan seni di masyarakat. Jadi dalam konsep ini, seni tidak hanya diandaikan sangat dekat di masyarakat tetapi juga sebagai “rumah” yang memiliki dimensi mengayomi dan melindungi.
Dengan demikian, Lokakarya FKY 30 mengambil beberapa tema seni dengan menyasar beberapa lokasi yang dianggap representatif. Seperti Pondok Pesantren, kemudian Desa Bintaran – Piyungan, Dusun Sembung – Pakem Sleman, dan bantaran Sungai Code.