Connect with us

Events

Jogja Historical Orchestra “Potret Juang: Janur Kuning”

Published

on

Yogyakarta sebagai daerah istimewa bukan hanya kebetulan. Selain karena budaya yang masih kental melekat dalam kehidupan masyarakat, Yogyakarta juga menjadi salah satu wilayah yang menjadi tempat juang kemerdekaan Indonesia. Eksistensi Yogyakarta dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tergambar jelas dari masa perjuangan bambu runcing hingga revolusi.

Pada masa Revolusi, Yogyakarta menjadi saksi bisu betapa besar ambisi penjajah ingin merebut kembali kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamirkan pada 17 Agustus 1945. Pada 4 Januari 1946, ibukota Negara berpindah ke Yogyakarta setelah Jakarta harus diserahkan ke Belanda sebagai akibat perjanjian Renville. Gencatan senjata yang dijanjikan Belanda dan sekutunya dalam Perjanjian Renville ternyata hanya isapan jempol. Pada 19 Desember 1948, Belanda kembali menyerang ibukota NKRI yang kala itu berada di Yogyakarta untuk mengguncang kedaulatan Negara yang baru merdeka.

Namun, Sultan Hamengkubuwono IX dan tokoh bangsa kala itu tak gentar. Lewat beberapa perundingan bawah meja, tercetuslah gagasan untuk melakukan serangan guna memukul mundur Belanda dan sekutunya yang menduduki beberapa titik di Yogyakarta. Serangan itu, yang dikenal dengan Serangan Umum 01 Maret, berhasil menguasai Yogyakarta selama enam jam. Serangan ini menjadi bukti kepada dunia luar bahwa Indonesia masih berdiri dan membuka mata dunia bahwa Belanda telah melakukan aksi polisionil terhadap negara yang sudah merdeka.

Peristiwa ini akhirnya menginisiasi terjadinya diplomasi Roem-Royen antara Indonesia dengan Belanda. Salah satu hasil perjanjian ini adalah penarikan pasukan Belanda dari garis batas wilayah Indonesia, atau yang kini kita kenal dengan peristiwa Jogja Kembali, yang dimulai pada 29 Juni 1949 serta Soekarno Hatta kembali dari pengasingan pada 6 Juli 1949.

Berangkat dari sejarah panjang Yogyakarta sebagai salah satu tempat perjuangan kemerdekaan Indonesia yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menginisiasi sebuah Peringatan Hari Bersejarah Jogja Kembali melalui sebuah pentas sejarah Jogja Historical Orchestra bertajuk ‘Potret Juang: Janur Kuning’.

Pentas yang akan berlangsung Jumat, 5 Juli 2024 pukul 19.00 WIB di Taman Budaya Embung Giwangan Yogyakarta ini menampilkan kolaborasi potensi-potensi seniman muda di bawah binaan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. Mereka tergabung dalam Langen Carita Kota Yogyakarta yang siap tampil bareng seniman orkestra Kota Yogyakarta di bawah bendera Swara Chamber Orchestra. Alunan musik orkestra dipadukan iringan gending gamelan melantunkan musik-musik perjuangan akan menambah semarak rasa patriotisme penonton Jogja Historical Orchestra.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Yetti Martanti SSos MM menjelaskan Jogja Historical Orchestra merupakan salah satu inovasi yang dilaksanakan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menumbuhkan kesadaran sejarah dalam diri generasi muda. Salah satu langkahnya dengan merangkul generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan sosialisasi melalui pentas JHO.

Dalam pentas ini, pihaknya melibatkan seniman-seniman muda yang tergabung dalam Langen Carita Kota Yogyakarta. Pentas JHO selain sebagai wadah bagi para seniman muda untuk berproses kreatif, mereka dapat sekaligus belajar sejarah bangsanya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi media sosialisasi nilai-nilai patriotisme kepada generasi muda sekaligus memberikan ruang bagi seniman muda Yogyakarta untuk mengembangkan bakatnya.

Events

Merekam Suara yang Setara: Pameran Arsip KERTAS UGM 2025 Sorot Kontribusi Perempuan

Published

on

By

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) KERTAS Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menyelenggarakan pameran arsip tahunannya. Pada tahun 2025 ini, Pameran Arsip KERTAS hadir dengan tema inspiratif, “SETARA: Merekam Perempuan dalam Ruang Demokrasi”, menyoroti peran sentral, dokumentasi, dan perjuangan perempuan dalam konteks demokrasi dari masa ke masa.

Pameran ini bertujuan untuk mengangkat arsip dan narasi yang mungkin terpinggirkan, memberikan sorotan yang layak bagi kontribusi perempuan di berbagai lini pergerakan dan pengambilan keputusan politik.

Detail Pameran:
Tema Utama: Perempuan, demokrasi, dan dokumentasi perjuangan.
Tanggal: 8–15 November 2025
Waktu: Pukul 09.00–19.00 WIB
Lokasi: Gedung Iso Reksohadiprojo, Sekolah Vokasi UGM
Tiket: Terbuka untuk umum dan GRATIS

Melalui pameran ini, pengunjung diajak untuk menyelami berbagai arsip otentik dan narasi historis yang menunjukkan bagaimana perempuan telah berjuang, bersuara, dan mendefinisikan kembali makna kesetaraan dalam ruang demokrasi di Indonesia. Arsip-arsip yang ditampilkan akan memberikan perspektif baru tentang dinamika gender dan politik yang berkelanjutan.

Continue Reading

Events

Festival Dalang Anak Tingkat Nasional Siap Digelar di Jakarta November 2025

Published

on

By

JAKARTA – Generasi penerus seni pewayangan di Indonesia akan kembali menunjukkan bakat terbaiknya dalam ajang bergengsi Festival Dalang Anak Tingkat Nasional (FDAN) tahun 2025. Acara akbar yang bertujuan untuk melestarikan dan meregenerasi seni tradisi pedalangan ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, mulai dari tanggal 3 hingga 5 November 2025, dengan pusat kegiatan utama di Gedung Pewayangan Kautaman, Jalan Raya Pintu 1 TMII, Jakarta Timur. Festival ini menjadi panggung penting bagi anak-anak berbakat dari berbagai daerah untuk berkompetisi dan mengasah kemampuan mereka di hadapan publik dan dewan juri.

Delegasi dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang merupakan salah satu kontingen utama, telah menyiapkan serangkaian agenda padat. Rombongan dijadwalkan berangkat dari DIY pada Senin, 3 November 2025, pukul 08.00 WIB, dan tiba di Jakarta sore harinya untuk langsung melakukan check-in di hotel. Kehadiran mereka di Jakarta bukan hanya untuk berkompetisi, tetapi juga untuk membawa semangat pelestarian budaya Jawa, khususnya seni pedalangan, ke kancah nasional.

Sesi perlombaan dan pementasan dari kontingen DIY akan dimulai pada hari Selasa, 4 November 2025. Setelah melakukan persiapan dan gladi resik (GR) di Anjungan DIY TMII, para dalang muda akan beraksi di Gedung Pewayangan Kautaman. Dua penampilan awal yang memukau akan disajikan dalam bentuk Wayang Golek oleh Limpad Budya Asmara (DIY1) dan Eifel Adnandhiya Dhimas Nugroho (DIY2) pada sore hari. Pementasan ini menjanjikan kreativitas dan interpretasi segar dari cerita-cerita pewayangan klasik.

Kompetisi akan dilanjutkan pada hari Rabu, 5 November 2025, dengan menampilkan kepiawaian dalam membawakan Wayang Kulit. Dua dalang berbakat lainnya, Tito Zhavier Bryantara (DIY 3) dan Reyvidh Harjunatama (DIY 4), akan menunjukkan kemampuan teknik dan narasi mereka. Puncak dari seluruh rangkaian acara FDAN 2025 adalah acara Penutupan dan Pengumuman Pemenang, yang akan diselenggarakan pada malam harinya, pukul 18.30 hingga 22.00 WIB. Acara ini akan menjadi momen haru dan kebanggaan bagi para peserta dan pendamping.

Festival Dalang Anak Tingkat Nasional 2025 ini diharapkan menjadi momentum emas untuk menumbuhkan kecintaan terhadap seni pewayangan di kalangan anak-anak dan masyarakat luas. Selain sebagai ajang kompetisi, kegiatan ini juga berfungsi sebagai pendidikan karakter dan pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa. Setelah rangkaian kegiatan selesai, kontingen akan memulai perjalanan kembali ke Yogyakarta pada Kamis, 6 November 2025, dengan membawa pengalaman berharga dan semangat baru untuk terus berkarya.

Continue Reading

Events

Bukan Sekadar Kerja, PT Ethos Kreatif Indonesia Jadikan Kesehatan Mental Investasi Utama Karyawan

Published

on

By

Di tengah gempuran deadline dan tekanan hidup yang kadang bikin kepala pening, PT Etos Kreatif Indonesia tunjukkan kelasnya! Mereka bukan cuma fokus cuan, tapi juga concern banget sama kesehatan mental para pejuang Ethos. Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia bulan Oktober, Ethos bekerja sama dengan Yayasan Rintisan Amal Bunda dan Yayasan Kesehatan Mental Keluarga, sukses menggelar Ethos USEFT Training 2025. Total ada 250 peserta, gabungan karyawan Ethos dan relawan Amal Bunda, yang ikut merasakan pengalaman belajar sekaligus “cuci gudang” emosi yang mendalam dan berkesan.

Pelatihan ini nggak cuma seminar motivasi biasa, lho! Mengusung tema “Pulih untuk Tumbuh,” pesertanya diajak berproses melalui Ultimate the Source Body, Mind & Soul Emotional Freedom Technique atau yang beken disebut Ultimate SBMS EFT (USEFT). Bayangkan, cuma dengan stimulasi titik-titik energi di tubuh (seperti mengetuk area wajah dan tubuh) sambil mengucapkan kalimat penyadaran diri, peserta bisa auto-release emosi terpendam, mengurangi stres, dan menenangkan pikiran. Jurus simpel ini ampuh banget buat menyeimbangkan emosi dan mencegah burnout di dunia kerja yang modern.

Mukit Hendrayatno, Chairman PT Etos Kreatif Indonesia, menjelaskan bahwa pendekatan ini membuka sudut pandang baru dalam mengelola gejolak batin. “Pelatihan Ethos USEFT ini membuktikan bahwa langkah-langkah sederhana pun bisa jadi kunci untuk mengurai akar persoalan psikologis, baik urusan pribadi maupun kantor. Tekniknya mudah dipelajari siapa saja yang kepingin berubah. Harapan kami, praktik ini bisa jadi budaya kerja baru di Ethos, menciptakan lingkungan yang lebih santai, sehat, dan tentu saja, produktif.”

Teknik USEFT sendiri merupakan pengembangan level up dari EFT dan SEFT, yang terus dimatangkan oleh Yayasan Kesehatan Mental Keluarga. Vily Rudi Darmoko, Ketua Yayasan Kesehatan Mental Keluarga, membeberkan rahasianya: metode ini memadukan pemetaan akar masalah mendalam, tapping (stimulasi 17 titik meridian tubuh), pengisian sugesti positif, dan penguncian hasil. “Pendekatan holistik ini membantu peserta melepaskan ‘beban’ emosi negatif seperti fobia, sedih, atau cemas, sejalan dengan moto kami: ‘Create Your Own Happiness.’ Kebahagiaan sejati itu lahir dari kemampuan kita untuk menerima, memaafkan, dan melepaskan luka,” ujarnya mantap.

Dari kacamata kemanusiaan, Anita Ratna Faoziyah, Ketua Yayasan Rintisan Amal Bunda, menekankan bahwa kesehatan mental itu wajib diperhatikan sejak dini, terutama di keluarga. “Pendampingan yang tepat di awal bisa mencegah masalah jadi makin kompleks. Ke depan, kami juga ingin Amal Bunda punya klinik kesehatan dan layanan dental yang terbuka buat karyawan Ethos, relawan, hingga masyarakat luas. Ini adalah wujud nyata komitmen kami pada kesejahteraan yang menyeluruh (holistik),” tambahnya.

Alhasil, dampak positif pelatihan ini benar-benar terasa nyata! Monalisa Masitoh, karyawan Ethos, yang awalnya tertarik karena menyinggung trauma dan tripofobia, mengaku kini merasakan ketenangan baru dan belajar melepaskan emosi negatif. Begitu juga dengan Muhammad Nur Fadllirrohim, yang awalnya datang karena tugas kantor, malah pulang dengan hati yang jauh lebih ringan, tenang, dan mampu berdamai dengan diri sendiri. Inisiatif keren ini membuktikan bahwa bagi PT Etos Kreatif Indonesia, kesehatan mental itu bukan lagi pilihan, melainkan investasi paling berharga agar produktivitas terbaik lahir dari jiwa yang tenang dan pikiran yang pulih. Ethos USEFT Training 2025 bukan cuma pelatihan, tapi gerakan perubahan menuju budaya kerja yang lebih manusiawi!

Continue Reading

Trending