Events
Molly Bondan: Cinta Seorang Perempuan Australia untuk Indonesia
Yogyakarta – Di sebuah sudut Pameran “Two Nations: A Friendship is Born” di Museum Benteng Vrederburg, terpajang foto seorang perempuan berwajah teduh, memandang hangat ke arah kamera. Namanya Molly Bondan — penulis asal Australia yang memilih meninggalkan tanah kelahirannya demi sebuah negeri yang baru lahir: Indonesia.
Sejarawan mungkin mengenalnya sebagai aktivis dan penggiat kebudayaan, tapi bagi banyak orang di Yogyakarta pasca 1945, Molly adalah sahabat, pengajar, dan bagian dari keluarga besar perjuangan kemerdekaan.
Datang di Masa Sulit
Tahun 1947, ketika banyak warga asing memilih keluar dari Indonesia karena situasi politik belum stabil, Molly justru datang dan menetap di Yogyakarta. Kala itu, kota ini menjadi ibu kota sementara republik yang masih muda. Ia datang bukan untuk mencari kenyamanan, melainkan ikut menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk perjuangan kemerdekaan.
“Molly adalah simbol persahabatan tulus. Ia tidak punya kewajiban, tapi hatinya memilih untuk bersama kami,” ujar Rod Brazier, Duta Besar Australia untuk Indonesia, dalam pembukaan pameran, Selasa (12/8/2025).
Dari Penulis Menjadi Pejuang
Sebagai penulis, Molly mengabadikan cerita-cerita rakyat, perjuangan, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia di masa itu. Tulisan-tulisannya bukan hanya dokumentasi sejarah, tapi juga jembatan yang mengenalkan Indonesia kepada publik Australia dan dunia internasional.
Ia aktif berinteraksi dengan warga setempat, terlibat dalam kegiatan budaya, dan menjalin persahabatan erat dengan tokoh-tokoh perjuangan. Dedikasinya membuatnya tidak sekadar menjadi saksi sejarah, tetapi juga bagian dari perjalanan menuju pengakuan kedaulatan Indonesia.
Warisan Persahabatan
Kehadiran Molly Bondan adalah bukti bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia mendapat dukungan lintas batas dan lintas bangsa. Kisahnya menjadi salah satu sorotan utama pameran yang digelar selama satu bulan ke depan di Museum Benteng Vrederburg ini.
Pameran tersebut memperlihatkan arsip, foto, dan dokumen yang memperkuat ikatan historis antara Indonesia dan Australia—dari aksi blokade Armada Hitam oleh buruh pelabuhan Australia, peran diplomat Tom Critchley di PBB, hingga pengabdian pribadi seperti yang dilakukan Molly.
Penanggung Jawab Museum, Agus Sulistyo, berharap kisah Molly mampu menginspirasi generasi muda. “Beliau memberi pelajaran bahwa persahabatan dan empati tidak mengenal batas negara. Itu yang membuat hubungan Indonesia–Australia tetap hangat hingga hari ini,” ujarnya.
Cinta yang Abadi
Molly Bondan mungkin telah tiada, namun jejak cintanya pada Indonesia akan selalu hidup. Ia datang sebagai warga asing, namun pergi meninggalkan warisan sebagai bagian dari keluarga besar bangsa ini.
Di tengah perayaan HUT RI yang ke-80 tahun ini, kisah Molly mengingatkan kita bahwa kemerdekaan bukan hanya hasil perjuangan para pejuang dalam negeri, melainkan juga buah dari solidaritas sahabat-sahabat di luar negeri yang percaya pada mimpi Indonesia merdeka.
Events
Bukan Sekadar Kerja, PT Ethos Kreatif Indonesia Jadikan Kesehatan Mental Investasi Utama Karyawan
Di tengah gempuran deadline dan tekanan hidup yang kadang bikin kepala pening, PT Etos Kreatif Indonesia tunjukkan kelasnya! Mereka bukan cuma fokus cuan, tapi juga concern banget sama kesehatan mental para pejuang Ethos. Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia bulan Oktober, Ethos bekerja sama dengan Yayasan Rintisan Amal Bunda dan Yayasan Kesehatan Mental Keluarga, sukses menggelar Ethos USEFT Training 2025. Total ada 250 peserta, gabungan karyawan Ethos dan relawan Amal Bunda, yang ikut merasakan pengalaman belajar sekaligus “cuci gudang” emosi yang mendalam dan berkesan.
Pelatihan ini nggak cuma seminar motivasi biasa, lho! Mengusung tema “Pulih untuk Tumbuh,” pesertanya diajak berproses melalui Ultimate the Source Body, Mind & Soul Emotional Freedom Technique atau yang beken disebut Ultimate SBMS EFT (USEFT). Bayangkan, cuma dengan stimulasi titik-titik energi di tubuh (seperti mengetuk area wajah dan tubuh) sambil mengucapkan kalimat penyadaran diri, peserta bisa auto-release emosi terpendam, mengurangi stres, dan menenangkan pikiran. Jurus simpel ini ampuh banget buat menyeimbangkan emosi dan mencegah burnout di dunia kerja yang modern.
Mukit Hendrayatno, Chairman PT Etos Kreatif Indonesia, menjelaskan bahwa pendekatan ini membuka sudut pandang baru dalam mengelola gejolak batin. “Pelatihan Ethos USEFT ini membuktikan bahwa langkah-langkah sederhana pun bisa jadi kunci untuk mengurai akar persoalan psikologis, baik urusan pribadi maupun kantor. Tekniknya mudah dipelajari siapa saja yang kepingin berubah. Harapan kami, praktik ini bisa jadi budaya kerja baru di Ethos, menciptakan lingkungan yang lebih santai, sehat, dan tentu saja, produktif.”
Teknik USEFT sendiri merupakan pengembangan level up dari EFT dan SEFT, yang terus dimatangkan oleh Yayasan Kesehatan Mental Keluarga. Vily Rudi Darmoko, Ketua Yayasan Kesehatan Mental Keluarga, membeberkan rahasianya: metode ini memadukan pemetaan akar masalah mendalam, tapping (stimulasi 17 titik meridian tubuh), pengisian sugesti positif, dan penguncian hasil. “Pendekatan holistik ini membantu peserta melepaskan ‘beban’ emosi negatif seperti fobia, sedih, atau cemas, sejalan dengan moto kami: ‘Create Your Own Happiness.’ Kebahagiaan sejati itu lahir dari kemampuan kita untuk menerima, memaafkan, dan melepaskan luka,” ujarnya mantap.
Dari kacamata kemanusiaan, Anita Ratna Faoziyah, Ketua Yayasan Rintisan Amal Bunda, menekankan bahwa kesehatan mental itu wajib diperhatikan sejak dini, terutama di keluarga. “Pendampingan yang tepat di awal bisa mencegah masalah jadi makin kompleks. Ke depan, kami juga ingin Amal Bunda punya klinik kesehatan dan layanan dental yang terbuka buat karyawan Ethos, relawan, hingga masyarakat luas. Ini adalah wujud nyata komitmen kami pada kesejahteraan yang menyeluruh (holistik),” tambahnya.
Alhasil, dampak positif pelatihan ini benar-benar terasa nyata! Monalisa Masitoh, karyawan Ethos, yang awalnya tertarik karena menyinggung trauma dan tripofobia, mengaku kini merasakan ketenangan baru dan belajar melepaskan emosi negatif. Begitu juga dengan Muhammad Nur Fadllirrohim, yang awalnya datang karena tugas kantor, malah pulang dengan hati yang jauh lebih ringan, tenang, dan mampu berdamai dengan diri sendiri. Inisiatif keren ini membuktikan bahwa bagi PT Etos Kreatif Indonesia, kesehatan mental itu bukan lagi pilihan, melainkan investasi paling berharga agar produktivitas terbaik lahir dari jiwa yang tenang dan pikiran yang pulih. Ethos USEFT Training 2025 bukan cuma pelatihan, tapi gerakan perubahan menuju budaya kerja yang lebih manusiawi!
Events
Full Power Riset! SV UGM Ajak Akademisi, Pemerintah, dan Industri Kolaborasi di SNTT 2025
Sekolah Vokasi (SV) UGM nggak main-main soal inovasi! Pada 25 Oktober 2025, mereka sukses menggelar Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2025 di Gedung TILC SV UGM. Event ini dibuat sebagai spot kumpul para stakeholder bidang terapan buat sharing ide, kolaborasi, dan sinergi demi ngejar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan alias Sustainable Development Goals (SDGs).
Tema SNTT 2025 kali ini deep banget: “Gerakan Riset Terapan yang Berdampak Nyata dan Berkelanjutan”. Intinya, riset terapan itu penting banget sebagai jembatan yang bikin ilmu pengetahuan bisa langsung diterapin. Tujuannya? Tentu aja buat support keberlanjutan dan kesejahteraan manusia di berbagai aspek. Nggak cuma teori, tapi real impact!
Event ini rame banget, total 168 peserta dari berbagai disiplin ilmu ikutan. Mayoritas (164 peserta) dari UGM, tapi ada juga 4 peserta dari 4 institusi keren di luar UGM, seperti UI, Undip, dan Petrolink Indonesia. Bidang ilmunya pun beragam dan saling nyambung , dibagi jadi 4 cluster utama: Sosiohumaniora, Sains dan Teknologi, Agro, dan Kesehatan.
Sesi pembicara di SNTT 2025 juga top tier dan dimoderatori oleh Bapak Yudistira Hendra Permana, S.E., M.Sc., Ph.D.. Ada 3 speaker kunci yang insightful abis:
Dr. Fauzan Adziman, S.T., M.Eng. (Dirjen Riset dan Pengembangan Kemendikbudristek RI) bahas strategi pemerintah buat ngencengin hilirisasi dan publikasi riset pendidikan tinggi.
Bapak Dr. Eng. Agustinus Winarno, S.T., M.Eng. (Dosen SV UGM) sharing soal tantangan dan peluang kolaborasi riset antara akademisi dan industri.
Bapak Dwi Handri Kurniawan, MBA (CEO PT. Trimitra Sistem Solusindo) kasih best practices industri tentang Digital Transformation & Applied Research.
Inti dari SNTT 2025 ini adalah bikin forum yang nggak cuma buat akademisi, tapi juga ngajak pemerintah dan industri duduk bareng. Dengan ngedapetin berbagai perspektif dan wawasan dari semua stakeholder , harapannya event ini bisa jadi inspirasi dan jembatan valid buat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pokoknya, no more wacana, saatnya riset terapan bikin perubahan nyata!
Events
Didukung KONI DIY, Perbasi DIY Cetak Wasit Berlisensi FIBA dan Pelatih Profesional
Dewan Pengurus Daerah Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (DPD Perbasi DIY) terus memperkuat dedikasinya dalam memajukan olahraga basket dan memperoleh sokongan penuh dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI DIY).
Melalui divisi bidang Sumber Daya Manusia (SDM), DPD Perbasi DIY menginisiasi sebuah agenda pelatihan intensif bagi petugas teknis pertandingan, meliputi juri (wasit), pengawas laga, table officer, dan statistik berdasarkan FIBA Rule 2024.
Jadwal Kegiatan Pelatihan
Acara peningkatan kompetensi ini digelar dalam beberapa sesi:
20–21 September 2025: Pelatihan Wasit oleh Sedyo Mukti W (FIBA Licensed Referee).
27–28 September 2025: Dilanjutkan dengan pembekalan untuk Pengawas Pertandingan oleh Agus Waluyo (Komisi Pengawasan Pertandingan PP Perbasi 2023–2024), Table Officer oleh Denisa Rahman Arsito (FIBA Table Official), dan Statistik oleh Agnesa Aulia (FIBA Statistik Official). Sesi ini juga mencakup praktik lapangan bagi para wasit yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya.
2–5 Oktober 2025: Pelatihan dan penyegaran (refreshment) untuk pelatih lisensi B oleh Coach Jerry Lolowang.
Kegiatan ini diselenggarakan di Olifant School dan GIK UGM, sebagai bentuk kolaborasi Perbasi DIY dengan institusi pendidikan.
Mencetak Wasit Profesional dan Berlisensi Aktif
Andy Setiawan, Kepala Bidang SDM DPD Perbasi DIY, menyatakan bahwa inisiatif ini adalah upaya penyegaran bagi para wasit yang sudah ada, sekaligus menciptakan wasit-wasit baru, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Harapan kami, langkah ini memastikan bahwa semua wasit yang bertugas di lapangan memiliki lisensi aktif, profesional, dan memenuhi standar baku saat mengatur jalannya pertandingan,” jelas Andy.
Sebanyak 23 individu tercatat sebagai peserta pelatihan wasit, di mana 5 di antaranya merupakan juri baru.
Dengan adanya pelatihan ini, DPD Perbasi DIY berambisi agar kualitas SDM wasit di DIY menjadi lebih piawai, profesionalisme mereka kian meningkat, dan mereka mampu mengelola laga dengan lebih optimal dan berkeadilan. “Peluit seorang wasit mungkin hanya terdengar singkat, tetapi dampaknya berperan besar dalam membentuk kepercayaan, keadilan, dan integritas olahraga selamanya,” tutupnya.
-
Perbankan5 hari agoBank Jakarta Gass Poll ke Kampus! KCP UNS Resmi Dibuka, Siap Support Mahasiswa Jadi Smart Finansial
-
Tekno1 hari agoPerkuat Fondasi Ekonomi Digital, IDCamp 2025 Hadirkan Dua Jalur Pembelajaran Khusus AI Engineer
-
Events5 hari agoFull Power Riset! SV UGM Ajak Akademisi, Pemerintah, dan Industri Kolaborasi di SNTT 2025
-
Events1 jam agoBukan Sekadar Kerja, PT Ethos Kreatif Indonesia Jadikan Kesehatan Mental Investasi Utama Karyawan

