www.ekbizz.com – Pertengahan tahun 2020, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta meluncurkan gerakan yang mencoba untuk mentransformasikan bentuk penyampaian informasi sejarah lokal kota Yogyakarta. Gerakan ini menamakan dirinya dengan GEMMES, Generasi Milenial Melek Sejarah. Berawal dari salah satu tugas pokok dan fungsi dari seksi sejarah di Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta yaitu “Melaksanakan inventarisasi sumber sejarah, dokumentasi penyebarluasan informasi, penyusunan data base dan sistem informasi geografi sejarah” penyebarluasan informasi dirasa menjadi hal yang belum maksimal dilakukan, karena sampai saat ini bentuk penyampaian informasi masih menggunakan metode konvensional tatap muka dan pembuatan buku-buku sejarah yang persebarannya masih terbatas pada kalangan tertentu saja. Selama ini kegiatan yang berhubungan dengan sejarah sering membuat masyarakat awam tidak berminat untuk mendekat. Di kalangan akademisi sendiri juga untuk penelitian sejarah lokal Yogyakarta sendiri tidak terlalu banyak dilakukan.
Hal ini terjadi karena kepentingan yang berbeda antara akademisi di kampus dan masyarakat secara luas. Karena kondisi tersebut terkadang kajian-kajian sejarah yang dilakukan baik oleh akademisi di kampus maupun para peneliti di Badan Pelestarian Nilai Budaya tidak terlalu diminati awam untuk di akses. Yang menjadi permasalahan adalah kebutuhan mengenai informasi tetap ada karena tuntutan keterlibatan masyarakat dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan.
Semangat dari inovasi ini adalah menyediakan informasi yang menarik bagi masyarakat umum dan generasi muda khususnya. Ketersediaan informasi yang mudah di akses menjadi semangat agar informasi kesejarahan menjadi sebuah kebutuhan yang bisa dipenuhi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dalam hal ini Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. Prinsip dari Gerakan ini sendiri adalah kegiatan yang menyeluruh, diawali dari pembuatan papan penanda tempat bersejarah, untuk tahun ini diawali dari jalan Suroto di Kawasan Kotabaru.
Rencananya papan penanda ini akan ditempakan pada titik yang strategis dimana pejalan kaki biasa melintas dan dengan desain yang eye catching agar menarik untuk di tengok. Kemudian pada info grafis yang ditampilkan akan disematkan QR Code yang mengkoneksikan anak muda dan pengunjung ke website dinas kebudayaan, channel youtube dan juga akun media sosial dinas kebudayaan yang menyajikan informasi yang lebih komprehensif mengenai tempat bersejarah yang dimaksud. Pada awalnya pembuatan papan penanda ini direncanakan di bulan Mei 2020 akan tetapi karena kondisi pandemi Covid-19 akhirnya harus ditunda terlebih dahulu sampai di triwulan 4 tahun 2020.
Akan tetapi meski demikian, penyebaran informasi kesejarahan tetap dilakukan dalam semangat membingkai informasi ini menjadi lebih muda dan dinamis dengan menggiatkan konten-konten informasi sejarah di akun instagram dinas kebudayaan kota Yogyakarta (@dinaskebudayaankotajogja) dan mengaktifkan channel Youtube Dinas dan melakukan talkshow secara daring bersama peneliti sejarah untuk ngobrol-ngobrol informasi mengenai sejarah lokal kota Yogyakarta khususnya mengenai sejarah Kotabaru. Selain itu melengkapi informasi Sejarah Lokal menjadi salah satu menu baru di website dinas menjadi bagian dari aksi gerakan GEMMES ini. Agar siapa saja yang mengunjungi website dinas dapat terkoneksi dengan semua informasi yang selalu di update mengenai sejarah lokal Kota Yogyakarta.
Dengan lebih mudahnya akses terhadap informasi sejarah lokal Kota Yogyakarta, diharapkan dapat meningkatkan minat terutama anak muda terhadap sejarah lokal kota Yogyakarta,yang kemudian efeknya adalah meningkatkan kecintaan mereka yang berlanjut pada semangat melestarikan dan mengembangkan sejarah dan juga kebudayaan di kota Yogyakarta.