Events
Menengok Kesiapan Fakultas-Fakultas di UGM Jelang New Nomal
Memasuki masa pelonggaran pembatasan maksimal di UGM, fakultas-fakultas mulai menyiapkan pola kerja menuju tatanan kenormalan baru dan menyiapkan sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan.
Salah satunya seperti yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG). Dekan FKG UGM, Dr.drg. Ahmad Syaify, Sp.Perio (K) mengatakan bahwa pihaknya telah menyediakan fasilitas pendukung protokol kesehatan sejak Covid-19 mulai merebak di tanah air. Seperti memasang tempat cuci tangan di berbagai tempat, menyediakan handsanitizer, masker, faceshield, melakukan disinfeksi di lingkungan kampus, serta membuat buku pedoman tatanan kenormalan baru FKG UGM.
“Kita juga pasang partisi kaca di bagian pelayanan administrasi yang bersinggungan dengan banyak orang,”jelasnya.
Saat memasuki tatanan kenormalan baru berbagai aktivitas di kampus baik karyawan, mahasiswa, mapun dosen dilakukan sesuai protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah dan universitas. Misalnya tetap menjaga jarak aman, memakai masker,rajin cuci tangan dengan sabun, tidak berkerumun, dan menjaga pola hidup sehat.
Hal tersebut juga diterapkan saat sebelum memasuki new normal di UGM. Syaify mengatakan bahwa FKG UGM tetap membuka kampus disaat UGM Melakukan pembatasan maksimal kegiatan di kampus. Kendati begitu, aktivitas dilakukan secara terbatas hanya untuk kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir di laboratorium.
Dia menyampaikan hal tersebut diprioritaskan bagi mahasiswa tingkat akhir yang masa studinya hampir habis. Apabila penelitian tugas akhir yang tengah berlangsung dihentikan akan mengorbankan masa studi yang sudah sangat terbatas.
“Atas persetujuan universitas, kegiatan penelitian di lab boleh dilakukan dengan protokol yang ketat. Ini kita lakukan untuk menyelamatkan mahasiswa yang masa studinya sudah hampir habis,”tuturnya.
Sementara untuk kegiatan perkuliahan, FKG akan tetap menjalankan secara daring di tahun ajaran baru ini. Demikian halnya untuk aktivitas preklinik juga dilakukan secara virtual. Namun terdapat persoalan pada pelaksanaan pendidikan profesi dokter gigi atau ko-ass. Dalam kondisi normal sebelum ada wabah, biasanya aktivitas ko-ass sepenuhnya dilaksanakan di rumah sakit dan berhadapan langsung dengan pasien. Sedangkan saat new normal hal tersebut tidak lagi bisa dilakukan. Selain harus mematuhi protokl kesehatan secara ketat, kegiatan ko-ass juga dihadapkan pada ketersediaan pasien terbatas karena ada ketakutan datang ke rumah sakit.
Kondisi ini mendorong FKG membuat terobosan dalam pelaksanaan pendidikan profesi dokter gigi yakni dengan mengalihkan sebagian besar kegiatan ko-ass dengan menggunakan model (dental phantom). Dalam pelaksanaan nantinya akan dilakukan dengan suprevisi yang sangat tinggi oleh dosen pembimbing serta tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Sebagian dikerjakan di phantom, tetapi dengan high supervision oleh dosen pembimbing ko-ass. Meski memakai phantom, saat praktik mahasiswa tetap mengunakan perlengkapan layaknya berkerja di rumah sakit dengan menggunakan APD karena ini termasuk dalam proses pembelajaran,” paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan untuk kegiatan penelitian di laboratorium akan dibuka secara bertahap bagi mahasiswa tingkat akhir saat new normal dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Dalam penelitian juga di arahkan untuk tidak menggunakan sampel yang berasaldari cairan tubuh seperti saliva maupun darah untuk mencegah risiko penularan Covid-19. Apabila ada penelitian yang sudah berjalan menggunakan sampel tersebut maka diarahkan untuk dihentikan. Penelitian berbasis riset dialihkan ke naratif review dengan memakai data sekunder.
Pesriapan serupa juga dilakukan oleh Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Dekan FIB UGM, Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., menyampaikan bahwa sejak awal merebak wabah Covid-19 pihaknya telah mempersiapkan sarana dan prasarana untuk mencegah penularan Covid-19. Mulai dari wastafel statis yang tersebar di 12 titik di lingkungan kampus FIB, penataan kursi taman berjarak, serta penyediaan masker, faceshiled, dan handsanitizer bagi karyawan.
“Untuk petugas di garda depan kita juga lengkapi dengan faceshield,” sebutnya.
Sementara itu untuk pelaksanaan aktivitas perkuliahan kedepan terus dilakukan secara daring hingga akhir tahun. Seluruh prodi akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring, kecuali prodi Sastra Perancis.
“Pembelajaran di FIB 100% daring kecuali untuk mahasiswa baru di prodi Sastra Perancis akan melaksanakan perkuliahan luring/tatap muka di sekitar akhir semester,” katanya.
Untuk beberapa prodi yang memiliki kuliah atau praktik lapangan seperti arkeologi dan antropologi, Wening mengatakan bahwa pihaknya mengeluarkan kebijakan untuk mengganti kegiatan tersebut dilakukan di lingkungan kampus. Misalnya kegiatan ekskavasi yang biasanya dilakukan di lapangan dialihkan dilakukan di laboratorium prodi. Sementara untuk kegiatan penelitian akhir yang mengunakan subjek penelitian berupa komunitas diarahkan untuk mengalihkan pada kajian teks atau media.
“Subjek dan metode penelitian kita arahkan untuk ganti yang tidak langsung berhubungan dengan komunitas,”jelasnya.
Guna mendukung perkuliahan daring, FIB juga memfasilitasi para dosen dalam pembuatan materi perkuliahan dalam bentuk audio visual di studio rekaman yang berada di fakultas. Selanjutnya materi di unggah di kanal ilmu pengtahuan FIB yang bisa diunduh oleh mahasiswa. Tak hanya itu, fakultas juga memberikan pelatihan bagi dosen yang terkendala dalam penggunaan aplikasi saat perkuliahan daring.
Events
Full Power Riset! SV UGM Ajak Akademisi, Pemerintah, dan Industri Kolaborasi di SNTT 2025
Sekolah Vokasi (SV) UGM nggak main-main soal inovasi! Pada 25 Oktober 2025, mereka sukses menggelar Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2025 di Gedung TILC SV UGM. Event ini dibuat sebagai spot kumpul para stakeholder bidang terapan buat sharing ide, kolaborasi, dan sinergi demi ngejar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan alias Sustainable Development Goals (SDGs).
Tema SNTT 2025 kali ini deep banget: “Gerakan Riset Terapan yang Berdampak Nyata dan Berkelanjutan”. Intinya, riset terapan itu penting banget sebagai jembatan yang bikin ilmu pengetahuan bisa langsung diterapin. Tujuannya? Tentu aja buat support keberlanjutan dan kesejahteraan manusia di berbagai aspek. Nggak cuma teori, tapi real impact!
Event ini rame banget, total 168 peserta dari berbagai disiplin ilmu ikutan. Mayoritas (164 peserta) dari UGM, tapi ada juga 4 peserta dari 4 institusi keren di luar UGM, seperti UI, Undip, dan Petrolink Indonesia. Bidang ilmunya pun beragam dan saling nyambung , dibagi jadi 4 cluster utama: Sosiohumaniora, Sains dan Teknologi, Agro, dan Kesehatan.
Sesi pembicara di SNTT 2025 juga top tier dan dimoderatori oleh Bapak Yudistira Hendra Permana, S.E., M.Sc., Ph.D.. Ada 3 speaker kunci yang insightful abis:
Dr. Fauzan Adziman, S.T., M.Eng. (Dirjen Riset dan Pengembangan Kemendikbudristek RI) bahas strategi pemerintah buat ngencengin hilirisasi dan publikasi riset pendidikan tinggi.
Bapak Dr. Eng. Agustinus Winarno, S.T., M.Eng. (Dosen SV UGM) sharing soal tantangan dan peluang kolaborasi riset antara akademisi dan industri.
Bapak Dwi Handri Kurniawan, MBA (CEO PT. Trimitra Sistem Solusindo) kasih best practices industri tentang Digital Transformation & Applied Research.
Inti dari SNTT 2025 ini adalah bikin forum yang nggak cuma buat akademisi, tapi juga ngajak pemerintah dan industri duduk bareng. Dengan ngedapetin berbagai perspektif dan wawasan dari semua stakeholder , harapannya event ini bisa jadi inspirasi dan jembatan valid buat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pokoknya, no more wacana, saatnya riset terapan bikin perubahan nyata!
Events
Didukung KONI DIY, Perbasi DIY Cetak Wasit Berlisensi FIBA dan Pelatih Profesional
Dewan Pengurus Daerah Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (DPD Perbasi DIY) terus memperkuat dedikasinya dalam memajukan olahraga basket dan memperoleh sokongan penuh dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI DIY).
Melalui divisi bidang Sumber Daya Manusia (SDM), DPD Perbasi DIY menginisiasi sebuah agenda pelatihan intensif bagi petugas teknis pertandingan, meliputi juri (wasit), pengawas laga, table officer, dan statistik berdasarkan FIBA Rule 2024.
Jadwal Kegiatan Pelatihan
Acara peningkatan kompetensi ini digelar dalam beberapa sesi:
20–21 September 2025: Pelatihan Wasit oleh Sedyo Mukti W (FIBA Licensed Referee).
27–28 September 2025: Dilanjutkan dengan pembekalan untuk Pengawas Pertandingan oleh Agus Waluyo (Komisi Pengawasan Pertandingan PP Perbasi 2023–2024), Table Officer oleh Denisa Rahman Arsito (FIBA Table Official), dan Statistik oleh Agnesa Aulia (FIBA Statistik Official). Sesi ini juga mencakup praktik lapangan bagi para wasit yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya.
2–5 Oktober 2025: Pelatihan dan penyegaran (refreshment) untuk pelatih lisensi B oleh Coach Jerry Lolowang.
Kegiatan ini diselenggarakan di Olifant School dan GIK UGM, sebagai bentuk kolaborasi Perbasi DIY dengan institusi pendidikan.
Mencetak Wasit Profesional dan Berlisensi Aktif
Andy Setiawan, Kepala Bidang SDM DPD Perbasi DIY, menyatakan bahwa inisiatif ini adalah upaya penyegaran bagi para wasit yang sudah ada, sekaligus menciptakan wasit-wasit baru, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Harapan kami, langkah ini memastikan bahwa semua wasit yang bertugas di lapangan memiliki lisensi aktif, profesional, dan memenuhi standar baku saat mengatur jalannya pertandingan,” jelas Andy.
Sebanyak 23 individu tercatat sebagai peserta pelatihan wasit, di mana 5 di antaranya merupakan juri baru.
Dengan adanya pelatihan ini, DPD Perbasi DIY berambisi agar kualitas SDM wasit di DIY menjadi lebih piawai, profesionalisme mereka kian meningkat, dan mereka mampu mengelola laga dengan lebih optimal dan berkeadilan. “Peluit seorang wasit mungkin hanya terdengar singkat, tetapi dampaknya berperan besar dalam membentuk kepercayaan, keadilan, dan integritas olahraga selamanya,” tutupnya.
Events
Wujudkan Gaya Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Melalui Terobosan Inovatif
Di tengah tantangan lingkungan global, gaya hidup berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan sebuah kebutuhan. Seperti, semakin terbatasnya sumber daya alam, penggunaan sumber daya alternatif kini menjadi bagian penting dalam menciptakan masa depan dan lingkungan yang lebih baik.
Tetapi di sisi lain, laju penggunaan sumber daya mungkin lebih cepat dari upaya kita untuk menjaga alam itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan inovasi dan eksplorasi yang terus menerus untuk menemukan cara-cara baru dalam mewujudkan gaya hidup yang berkelanjutan ini.
Sebagai gambaran sederhana, berdasarkan laporan Institute of Development of Economics and Finance (INDEF) tahun 2023, diketahui bahwa kadar emisi gas kaca atau CO2 yang bersumber dari kendaraan bermotor di Jakarta adalah sekitar 81,17 juta ton per hari. Sedangkan rata-rata 1 pohon berumur 10-20 tahun hanya akan menyerap 22 kg CO2 per tahun atau 60 gr CO2 per hari. Jadi secara kasar, kita memerlukan 1,35 miliar pohon untuk bisa menyerap CO2 dari emisi kendaraan saja. Oleh karena itu harus ada eksplorasi dan inovasi untuk mewujudkan keberlanjutan dan bumi yang lebih baik.
Dalam konteks pembangunan, solusi inovatif untuk mengurangi jejak karbon sekaligus menghadirkan material yang lebih efisien dan hijau juga harus terus dilakukan, seperti yang disampaikan oleh Nyiayu Chairunnikma, Head of Marketing Semen Merah Putih, eksplorasi terhadap solusi inovatif adalah satu satunya cara mendukung keberlanjutan industri konstruksi, “Semen Merah Putih selalu berkomitmen untuk mengeksplorasi cara-cara baru dalam mendorong keberlanjutan dan tanggung jawab terhadap pembangunan yang berwawasan lingkungan,” ungkap Ayu.
Semen Merah Putih juga sedang mengembangkan salah satu inovasi yang dapat menjadi solusi penyerap emisi karbon yaitu pemanfaatan microalgae. Organisme mikroskopis ini memiliki potensi besar dalam mendukung keberlanjutan. Microalgae tidak hanya mampu menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar (10 – 50 kali dari rata-rata 1 pohon), tetapi juga dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif di berbagai sektor, mulai dari pangan, energi, hingga material konstruksi ramah lingkungan.
“Microalgae memang bukan material konstruksi, tetapi perannya sangat signifikan dalam konteks keberlanjutan. Organisme ini mampu menyerap karbon dioksida dalam jumlah 10-20x dibanding pohon dan masa tunggu yang hanya 4 minggu, lebih singkat dibanding menunggu pohon dewasa, sehingga dapat menjadi solusi cepat dalam mengurangi emisi yang dihasilkan dari aktivitas industri, termasuk konstruksi. Bagi Semen Merah Putih, pemanfaatan terhadap alternatif ramah lingkungan seperti microalgae adalah bagian dari komitmen kami untuk mendorong efisiensi, keberlanjutan, dan tanggung jawab lingkungan,” ungkap Ayu.
Dengan menjadikan microalgae sebagai bagian dari perjalanan eksplorasi berkelanjutan, kita tidak hanya menciptakan terobosan, tetapi juga menanam investasi bagi generasi mendatang. Karena pada akhirnya, gaya hidup yang berpihak pada keberlanjutan adalah langkah nyata menuju kebaikan masa depan.

