Connect with us

Events

Gerbang Masuk Bemandry Sebelum Luncurkan Mini Album

Published

on

Sempat vakum selama beberapa tahun di dunia musik, Bemandry, musisi yang saat ini menetap di Yogyakarta kembali memperkenalkan karya terbarunya berjudul “Saka & Lara”, yang merupakan original sountrack dari novel AMOR FATI, karya buku dari Stefani Bella (Bella) dan Syahid Muhammad (Iid).

Terakhir kali, musisi yang akrab dengan sapaan Bem ini sempat menelurkan mini album berjudul “Without You” pada tahun 2013, saat ia masih tergabung bersama grup musik terdahulunya di Kota Bandung bernama Flyingpaper. Kata Bem, single terbaru darinya ini terinspirasi dari novel terdahulu Bella dan Iid berjudul KALA. Dari banyaknya kisah yang ditemukannya dalam buku tersebut, Bem mendapatkan ide untuk merespon KALA menjadi bentuk karya lain.

“Jadi waktu itu (Oktober 2017) saya sedang aktif-aktifnya lagi nulis cerita fiksi, dan saya lagi butuh banget referensi bacaan untuk menstimulan datangnya ide. Karena dari dulu sebelum bikin tulisan atau musik, saya selalu menyempatkan diri membaca sesuatu sebagai pemancing. Singkat cerita saya main ke salah satu toko buku, dan di sana saya menemukan novel judulnya KALA. Entah mengapa mata saya seperti disihir pada pandangan pertama. Walau jujur aja sih waktu itu saya memilih untuk membeli novel itu cuma gara-gara suka sama covernya aja,” ungkap Bem sambil tertawa.

Setelah memiliki buku tersebut, Bem langsung membacanya sebagai pembuktian bahwa bukan hanya cover bukunya saja yang menarik perhatiannya, namun juga isi dalam karya itu.

“Entah mengapa tiba-tiba banyak banget nada ada di dalam kepalaku setelah membaca novel itu (KALA). Saya juga heran kok bisa begitu, padahal udah bertahun-tahun nggak main musik. Dan saya pun langsung membuat lagu itu (Saka & Lara) tanpa tahu mau di kemanain lagunya setelah selesai,” jelas Bem.

“Setelah itu, saya memberanikan diri untuk mengenal lebih dekat kedua penulis dari novel KALA melalui media sosial. Dan Alhamdulillah ternyata Bella dan Iid orangnya welcome banget. Saya bisa berteman sama mereka, bahkan pernah jumpa ketika mereka sedang ada bedah buku di Jogja,” lanjut pria yang lahir di Jakarta, 7 September 1991 silam itu.

Dari perkenalan itu, Bem belum mengemukakan tentang lagu yang ia buat dari inspirasinya setelah membaca buku itu. Hingga pada akhirnya pada suatu kesempatan, salah satu dari penulis novel itu bercerita bahwa KALA akan segera memiliki kisah lanjutan yang termuat dalam buku berjudul AMOR FATI. Di situlah Bem terbuka bahwa dirinya sempat membuat sebuah lagu dari hasil responnya terhadap KALA.

“Mas Bem waktu itu cerita kalau dia bikin lagu yang terinspirasi dari novel KALA. Terus dia kirim rekaman lagu yang baru direkam pakai handphone, dan kami suka. Lalu aku dan Mas Iid iseng aja cerita ini sama penerbit (Gradien Mediatama) yang bakal terbitin buku kedua kami. Dan ternyata penerbit suka dan minta Mas Bem buat segera melakukan rekaman. Hingga pada akhirnya lagu Saka & Lara ini kami setujui menjadi original soundtrack dari AMOR FATI,” papar Bella.

Terwujudnya mimpi

Selain menjadi awal baginya kembali di dunia musik, single “Saka & Lara” yang dirilis bersama novel AMOR FATI beberapa waktu lalu, diakuinya menjadi telah menjadi momen di mana salah satu mimpi besar Bem sejak lama bisa terwujud. Dulu, ketika ia masih menjadi mahasiswa ia ingin sekali membuat musik-musik untuk sebuah novel yang sudah ia baca.

“Contohnya seperti bukunya Andrea Hirata, Tere Liye dan lainnya. Setelah membaca novel itu saya selalu terpikir untuk membuat lagu. Dan Alhamdulillah sekarang baru terwujud. Ini mimpi besar saya sejak lama,” ujarnya.

Tambahnya, melalui single Saka & Lara ini ia sebut sebagai gerbang masuk bagi dirinya sebelum merilis mini album yang rencananya akan diperkenalkan pada khalayak luas dalam waktu dekat. Saat ini ia sedang mempersiapkan beberapa materi yang direncanakan akan ada di dalam mini albumnya nanti.

“Ya mudah-mudahan semua prosesnya lancar. Kemarin lagu Saka & Lara ini dirilis dalam bentuk rilisan fisik sebanyak 700 keping. Buat teman-teman yang belum sempat dengar laguku ini, Insya Allah dalam waktu dekat aku bakal ngerilisnya secara gratis di akun soundcloudku, juga dalam bentuk video lirik yang melibatkan salah satu seniman grafis asal Kota Bandung, namanya Pasca Perdana. Nanti video liriknya saya rilis lewat youtube channelku,” tutup Bem.

Events

PWI DIY Siap Lindungi Wartawan Korban Kekerasan, Buka Pos Pengaduan di Jalan Gambiran

Published

on

By

Persatuan Wartawan Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PWI DIY) menyatakan kesiapannya menerima pengaduan dan mendampingi para wartawan yang menjadi korban kekerasan saat meliput aksi unjuk rasa di wilayah DIY. Dalam pernyataan sikap resmi yang dirilis pada 1 September 2025, PWI DIY menegaskan pentingnya perlindungan terhadap jurnalis dalam menjalankan tugas profesional mereka, terlebih di tengah meningkatnya nuansa kekerasan dalam aksi-aksi demonstrasi belakangan ini.

Kantor PWI DIY di Jalan Gambiran No. 45, Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta, kini menjadi pusat pelaporan bagi wartawan yang mengalami hambatan, ancaman, atau kekerasan saat meliput. Selain melalui kunjungan langsung, pengaduan juga dapat disampaikan lewat kontak Wakil Ketua Bidang Hukum dan Pembelaan Wartawan, Ainun Najib, SH, di nomor 087888824983.

PWI DIY secara tegas mengecam segala bentuk anarkisme dan kekerasan yang dilakukan oleh siapapun, baik di kalangan peserta unjuk rasa maupun pihak lainnya. Sesuai ketentuan Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, setiap tindakan yang menghambat atau menghalangi tugas jurnalis—terutama kekerasan—diancam pidana. Hal ini menjadi dasar bagi PWI DIY untuk mendesak aparat kepolisian dan pihak terkait untuk menjamin keselamatan dan perlindungan yang optimal terhadap wartawan.

Sebagai bentuk komitmen terhadap kebebasan pers dan etika jurnalistik, PWI DIY juga mengimbau semua wartawan untuk tetap menjaga kesehatan dan keselamatan diri di lapangan. Selain itu, secara tegas diserukan agar setiap peliputan, khususnya unjuk rasa, dilakukan sesuai Kode Etik Jurnalistik dan UU Pers, termasuk memakai identitas jurnalistik yang jelas dan mudah terlihat.

Pernyataan sikap tersebut ditandatangani langsung oleh Ketua PWI DIY, Hudono SH; Sekretaris, Drs. Swasto Dayanto; serta Wakil Ketua Bidang Hukum dan Pembelaan Wartawan, Ainun Najib, SH, sebagai bentuk tekad kolektif PWI DIY dalam melindungi wartawan sebagai ujung tombak kebebasan menyampaikan informasi.

“PWI DIY siap menjadi teman dan pendamping bagi rekan-rekan media. Kita tidak akan tinggal diam saat kebebasan pers terancam. Jangan biarkan kekerasan menghentikan suara rakyat yang disampaikan melalui jurnalis,” tegas petinggi PWI DIY, Hudono SH.

Pernyataan sikap ini menegaskan bahwa mendukung wartawan bukan sekadar komitmen moral—melainkan tanggung jawab bersama untuk menjaga demokrasi dan keadilan di bawah payung hukum yang berlaku secara nasional.

Continue Reading

Events

Prabowo di Persimpangan: Demo Berkobar, Solusi Mendesak dari Pakar Politik

Published

on

By

Gelombang demonstrasi yang mengguncang Indonesia sejak 25 Agustus 2025 menjadi titik kritis perjalanan demokrasi dan sosial bangsa. Awalnya dipicu oleh protes keras terhadap usulan kenaikan tunjangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dianggap fantastis dan jauh dari realitas rakyat, demo ini berkembang menjadi gerakan luas yang menyuarakan keresahan mendalam atas ketimpangan ekonomi, kebijakan pemerintah yang kontroversial, serta krisis kepercayaan terhadap institusi negara.

Selamat Ginting, analis politik dan militer dari Universitas Nasional, dalam podcast Forum Keadilan TV menyatakan, “Demo ini dipengaruhi oleh gerakan tertutup yang diorkestrasi berbagai pihak dengan tujuan mendiskreditkan pemerintahan baru Prabowo Subianto.” Ia juga menyoroti, “Prabowo sedang melakukan bunuh diri politik dengan membiarkan orang-orang yang tidak punya kapasitas tetap berada di lingkaran kekuasaan.”

Lebih lanjut, Ginting mengungkapkan adanya “upaya tersembunyi menurunkan Prabowo sekaligus mengangkat Gibran,” yang mencerminkan pergulatan politik di dalam pemerintahan. Kekecewaan publik terhadap elit politik yang arogan dan jauh dari realitas rakyat menjadi pemantik utama gelombang demo yang melanda kota-kota besar. Komunikasi publik yang buruk dan tidak adanya mekanisme sanksi bagi pejabat yang menyampaikan pernyataan menyakitkan rakyat turut menjadi sorotan tajam.

Demonstrasi ini tidak hanya berkutat pada tuntutan penolakan kenaikan tunjangan DPR, tetapi juga dipicu oleh kebijakan kontroversial seperti kenaikan pajak, pemblokiran rekening bank, serta kenaikan iuran BPJS kesehatan yang membebani masyarakat bawah. Ginting menambahkan demonstrasi ini juga dipakai sebagai alat negosiasi politik untuk memperkuat posisi elit lama dan menguji legitimasi pemerintahan baru.

Tragedi kematian pengemudi ojek online Affan Kurniawan dalam demo ricuh 28 Agustus 2025 menjadi tanda bahwa aksi massa memasuki fase serius. Ginting menegaskan pentingnya “restrukturisasi kabinet (reshuffle) untuk menenangkan publik dan menghadirkan figur benar-benar kapabel serta dipercaya masyarakat.”

Ia melanjutkan, “Perlu komunikasi publik yang efektif dan empatik dari pejabat negara agar aspirasi masyarakat didengar dan ditanggapi serius. Pengelolaan demo harus dilakukan secara bijak untuk menghindari tindakan represif yang memicu konflik.”

Solusi yang diusulkan meliputi perbaikan tata kelola ekonomi dan kebijakan sosial yang lebih berpihak pada rakyat kecil serta penegakan hukum transparan terhadap korupsi dan nepotisme untuk memulihkan kepercayaan publik. Ginting juga mendorong dialog terbuka antara pemerintah, masyarakat sipil, buruh, dan mahasiswa sebagai upaya meredam ketegangan sosial.

“Kepemimpinan yang kuat dan moral menjadi kunci agar Indonesia melewati masa krisis ini dengan stabilitas dan kemajuan berkelanjutan,” tutup Ginting.

Seiring demonstrasi yang meluas ke berbagai kota besar, pemerintah didorong memberikan respons konkret dan membangun dialog substansial dengan publik. Pendekatan dialogis, transparan, dan inklusif menjadi fondasi utama dalam memperbaiki kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah serta menjaga keutuhan bangsa di tengah tantangan besar ini.

Podcast Forum Keadilan TV : SELAMAT GINTING: PRABOWO SEDANG BUNUH DIRI

Raliyanto Budi W
Jurnalis
22134-PWI/Wda/DP/III/2022

Continue Reading

Events

Rocky Gerung & Gatot Nurmantyo Bongkar ‘Desain’ Krisis dan Ajakan Moral untuk Prabowo

Published

on

By

Yogyakarta – Di tengah dinamika politik dan sosial yang semakin kompleks di Indonesia, dua tokoh dengan latar belakang berbeda—Rocky Gerung, pengamat politik dan intelektual kritis, serta Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI—bersama mengangkat suara moral dan strategi yang mendalam untuk menyelamatkan bangsa dari krisis yang mengancam.

Rocky Gerung membuka diskusi dengan pandangan tajamnya soal kondisi kemiskinan dan korupsi yang bukan hanya sekadar masalah sosial, melainkan bagian dari desain sistemik yang sengaja diciptakan untuk menjaga kontrol atas masyarakat. “Kemiskinan yang disengaja memudahkan pengendalian,” ungkap Rocky, menyoroti akar permasalahan yang sering tersembunyi di balik kebijakan publik. Ia juga menegaskan bahwa politik harus kembali ke moralitas sebagai fondasi, menantang Presiden Prabowo untuk menunjukkan sikap berani yang memisahkan dirinya dari warisan politik lama agar dapat merebut kepercayaan rakyat.

Di sisi lain, Gatot Nurmantyo memberi perspektif strategis dari pengalaman militernya, menyoroti potensi gejolak sosial yang dapat meletus dari ketidakadilan dan ketidakpastian ekonomi yang dirasakan masyarakat. Ia melukiskan suasana di daerah-daerah yang mulai berubah dari pasif menjadi gelisah, bahkan marah, akibat kebijakan yang dinilai kurang berpihak. Gatot mengingatkan pentingnya penanganan protes sosial dengan bijaksana oleh aparat keamanan, menghindari aksi represif yang justru dapat memperburuk situasi. Ia mengajak semua pihak menjaga kohesi nasional dengan menempatkan kepentingan bangsa di atas perbedaan politik.

Keduanya, meski berangkat dari sudut pandang yang berbeda—Rocky dengan kritis intelektual dan Gatot dengan pengalaman militer dan keamanan—menemukan titik temu pada perlunya kepemimpinan moral dan respons yang adil dalam mengatasi persoalan bangsa. Kritik terhadap warisan pemerintahan sebelumnya serta harapan atas pemerintahan yang lebih bersih dan berpihak menjadi benang merah dalam pandangan mereka.

Suara Rocky dan Gatot bukan hanya sekadar kritik, melainkan panggilan untuk refleksi mendalam dan aksi nyata. Mereka menekankan bahwa Indonesia perlu menyembuhkan luka lama dan membangun kepercayaan melalui kebijakan yang jujur dan berani. Dalam situasi yang penuh tantangan ini, kepemimpinan yang mengutamakan etika dan keadilan adalah kunci untuk menjawab harapan jutaan rakyat Indonesia, sekaligus menjaga keutuhan dan masa depan bangsa.

Berita Lengkap Tonton Channel Refly Harun : SENGAJA DIBUAT KACAU?! TERBONGKAR SOSOK DI BALIKNYA, DIAM-DIAM ADA SKENARIO KUDETA?!

Raliyanto Budi W
Jurnalis
22134-PWI/Wda/DP/III/2022

Continue Reading

Trending